Sahabat HEBAT, Kali ini kami mengajak untuk masuk dalam TEMA : YESUS TELADANKU dengan Judul :
BUANG MUKA
Ps. Efraim Dethan
Markus 1:40-45
Pada suatu hari ada seseorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Di masa kini orang tahu bahwa penyakit kusta tidak menular dengan mudah. Pada masa Yesus, orang menganggap penyakit kusta sebagai kutukan dari Allah.
Dalam Perjanjian Lama (IMAMMAT 13-14) sangat jelas bahwa orang yang sakit kusta adalah orang yang ditolak oleh Tuhan. Bukan saja dibuang oleh Tuhan, mereka juga dibuang oleh masyarakat. Di Kitab Imamat, Orang yang sakit kusta itu harus merobek bajunya, mengambil debu pasir dan menuangkan ke kepalanya, lalu keliling seluruh kota sambil berteriak “najis! najis!”; semua orang harus sadar bahwa orang ini sedang sakit kusta. Ini berarti orang yang sakit kusta pada zaman itu betul-betul menjadi orang yang di-cut-off, tidak ada relasi dengan Tuhan karena dia tidak bisa masuk Bait Allah, tidak bisa berelasi dengan manusia karena siapa pun yang menyentuh seorang yang sakit kusta akan jadi najis. Jadi, orang yang sakit kusta ini tidak ada relasi, tidak ada komunitas, tidak bisa ibadah, betul-betul berada pada titik yang paling rendah.
Orang kusta itu memohon kepada Tuhan, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Lalu, apa yang terjadi? Apakah Tuhan Yesus mau menyembuhkan orang itu? Ayat 41 menggambarkan bagaimana perasaan Yesus melihat permohonan orang kusta itu. Di situ dikatakan, “Maka tergeraklah hati- Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Orang kusta itu pun langsung sembuh. Apa yang terjadi sesudah itu sungguh mengherankan. Tuhan Yesus melarang orang itu menceritakan kesembuhannya kepada siapa pun. Ia hanya diperintahkan menghadap kepada imam untuk menunjukkan bahwa ia sudah sembuh, dan dengan demikian boleh diizinkan kembali hidup di tengah-tengah keluarganya. Yesus berkata, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” (Markus 1:44).
Ada 2 Hal Penting yang perlu kita teladani dari Tuhan Yesus dari Kisah ini, Yakni :
- Menerima walau semua menolak dan membuang
Karena Kegagalan, kekurangan, ketidakmampuan, kurangnya rasa percaya diri bahkan karena Dosa sehingga mungkin kita sendiri berkata seperti orang kusta “saya najis” dan mengakibatkan kita sering dihindari orang (kawan, kenalan bahkan Bapak atau mama). Tapi ada khabar Baik, walau orang menghindari, bahkan Buang Muka saat berpapasan dengan kita, Tuhan Yesus tetap menerima kita apa adanya. Hanya satu yang perlu dilakukan adalah berupaya berjumpa dengan Tuhan Yesus, karena Tuhan Yesus MENERIMAMU walau semua menolak dan membuangmu.
- Motivasi Tuhan Yesus adalah Belas Kasihan.
Alasan Tuhan Yesus menerima yang terbuang adalah Belas Kasihan (compassion). Itulah kasih sayang yang timbul dari lubuk hati yang paling dalam ketika melihat penderitaan orang lain, sehingga perasaan ini memunculkan usaha untuk menolongnya. Belas kasihan lebih kuat dari pada simpati. Rasa simpati belum sampai pada tindakan yang konkrit, sedangkan belas kasihan adalah kasih dan kepedulian yang dinyatakan dalam perbuatan. Kasih inilah yang memotivasi Yesus menerima yang terbuang. Kasih inilah maka Allah menyerahkan Yesus untuk kita. Setiap Kali Tuhan Yesus tergerak oleh Belas Kasihan maka MUJIZAT TERJADI. Kita menjadi Milik Kritus adalah Mujizat terbesar.
Refleksi :
Walau lingkungan menolakmu dan membuangmu serta Buang muka dengan bahkan sampai kondisi engkau merasa engkau sudah tidak layak diampuni Tuhan. Tuhan Yesus akan menerimamu apa adanya. Langkah utama yang perlu diambil adalah datang kepada Tuhan Yesus karena Yesus adalah kasih itu sendiri. Tuhan Yesus menerimamu itulah Mujizat terbesar.
Terimakasih, Salam HEBAT DARI Timor Barat Indonesia