Kasih adalah hal yang terbesar, sebab kasih itu menggambarkan Pribadi ALLAH, Kebesaran ALLAH dan Keagungan ALLAH. 1 Yohanes 4 : 8
Di dalam kasih juga tergantung seluruh hukum Taurat, artinya saat kita bisa mengamalkan kasih, kita telah melakukan seluruh hukum Taurat. Matius 22 : 40 — “
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Begitu berharganya kasih, sudahkah kita memiliki dan melakukan kasih dalam kehidupan sehari-hari ? Atau mungkin kita tahu bahwa kasih begitu luar biasa, tapi kita belum menghargainya ?
Korintus 13:1-13 telah memberikan penjelasan yang lengkap tentang kasih. Orang yang tidak punya kasih sama sekali tidak berguna meskipun memiliki semua yang ada di dunia dan sebaliknya orang yang memiliki kasih artinya ia memiliki segala sesuatu.
Kasih juga lebih besar dari karunia-karunia ROH KUDUS. Matius 7 : 22 — “ Pada hari terakhir
banyak orang akan berseru kepada-KU: TUHAN, TUHAN, bukankah kami bernubuat demi nama-MU, dan mengusir setan demi nama-MU, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-MU juga?”
Di dalam Lukas 7 : 37 – 38 — “ Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa YESUS sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang YESUS dekat kaki-NYA, lalu membasahi kaki-NYA itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-NYA dan
meminyakinya dengan minyak wangi itu.”
Ada seorang perempuan yang dikenal sebagai pezinah, perempuan ini mengurapi TUHAN YESUS. Orang lain mencemooh, tetapi bagi TUHAN YESUS apa yang dilakukan perempuan
berdosa itu sangat berharga, mengapa ? Karena bagi YESUS KRISTUS perempuan itu telah melakukan satu tindakan penuh kasih.
TUHAN YESUS tertarik dengan segala sesuatu yang kita lakukan dengan kasih, inilah fokus dalam hidup kita. Mari kita lakukan semuanya dengan dasar kasih, sebab jika tidak, semuanya akan sia-sia. Di manapun, kapanpun, dan apapun yang kita lakukan, mari kita uji hati kita apakah sudah melakukan semua dengan kasih.
Karena kasih begitu penting, maka kita perlu mengenali musuh terbesar dari kasih, yaitu :
1. Ketakutan/kekuatiran
1 Yohanes 4 : 18 — “ Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal ALLAH, sebab ALLAH adalah kasih.” Saat kita memiliki ketakutan, kasih lenyap dan sebaliknya saat kita memiliki kasih, ketakutan akan lenyap. Ketakutan itu berasal dari si jahat. Kekuatiran akan hari esok bisa
menghalangi kita melakukan tindakan kasih. (Matius 6:25-34). Saat kita ingin memberi, kita berpikir takut kehilangan apa yang kita punya hingga akhirnya kita tidak melakukan tindakan kasih.
2. Keegoisan
Filipi 2 : 3b – 4 — “ Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”
Manusia memang cenderung untuk fokus pada diri sendiri (“yang penting aku….). Karena fokus pada diri sendiri kita tidak akan bisa mengasihi. Kita senang orang lain melakukan banyak hal untuk kita, tapi belum tentu kita senang melakukan banyak hal untuk orang lain. Kecenderungan manusia untuk egois sering berkaitan dengan materi, waktu dan tenaga. Salah satu kegoisan manusia adalah roh yang tidak mau mengampuni.<br /><br />YESUS KRISTUS telah memberi teladan bagaimana melepaskan ego. YESUS KRISTUS berhasil mengasihi kita
sehingga IA mau datang ke dunia, menjadi sama dengan manusia, bahkan mati bagi kita. Bayangkan jika TUHAN YESUS tidak mau melakukannya. Tidak mungkin kita bisa melakukan tindakan kasih tanpa melepas ego. Karena itu mari kita lepaskan ego, kita belajar menganggap orang lain lebih utama dari diri kita sendiri.
Amsal 11 : 1 — “ Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi IA berkenan akan batu timbangan yang tepat.” menuliskan neraca serong itu kekejian bagi TUHAN, ayat ini juga
bisa kita artikan saat kita berbuat baik kepada yang satu dan tidak baik kepada yang lain itulah neraca yang serong dalam hidup kita.
3. Kemunafikan
Roma 12 : 9 — “ Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.”
Kemunafikan itu sama dengan kepura-puraan. Kita saja bisa jengkel melihat orang yang munafik apalagi YESUS KRISTUS. Lakukan segala sesuatu dengan hati yang tulus ikhlas. Jika kita melayani, layani dengan hati tulus, jangan ada kemunafikan. Ananias dan Safira dihukum karena mereka munafik, hanya ingin cari muka dengan memberikan hasil penjualan tanah mereka.
Pelayan TUHAN harus waspada supaya hati dan ekspresi pelayanan kita sama. Hati
dan pikiran juga sama. Jagalah supaya kehidupan kita sehari-hari menunjukkan bahwa kita adalah seorang pelayan TUHAN. Kasih adalah hal yang terbesar dan begitu berharga, mari kita mewujudkan kasih dalam hidup kita. Jangan takut/kuatir, tanggalkan keegoisan, dan jangan
munafik, layani TUHAN dan sesama dengan sungguh-sungguh.
Kasih Tidak Memandang Muka
Yakobus 2 : 8 – 9 — “ Akan tetapi, jikalau kamu menjalankan hukum utama yang tertulis dalam Kitab Suci: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”, kamu berbuat baik. Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan pelanggaran.”Kasih adalah yang terbesar. Jika kita memiliki kasih dan fokus untuk melakukan segala sesuatu dalam kasih setiap hari, kita tidak akan pernah menyesal ataupun mengalami kerugian. Perintah untuk mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap kekuatan dan segenap akal budi terakhir dituliskan dalam Injil, tetapi dalam surat-surat lain dalam Perjanjian Baru perintah ini dirangkum dalam bentuk mengasihi sesama (Roma 13:9; Galatia 5:14).
Mengasihi sesama mencakup seluruh isi alkitab, sebab dengan mengasihi sesama kita seharusnya terlebih dahulu telah mengasihi TUHAN. Jika kita tidak mengasihi sesama maka kita juga gagal mengasihi TUHAN dan kita adalah pendusta. 1 Yohanes 4 : 20 — “ Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi ALLAH,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin
mengasihi ALLAH, yang tidak dilihatnya.”
Bahkan, kasih TUHAN itu berlaku hanya saat kita mengasihi sesama. Persembahan yang kita berikan dan pelayanan kita kepada TUHAN akan menjadi sia-sia dan penuh kemunafikan jika kita masih membenci saudara kita.
Matius 5 : 23 – 24 — “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap
engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah
berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan
persembahanmu itu.”
Lalu siapakah sesama manusia yang harus kita kasihi ?
TUHAN YESUS memberikan jawaban dengan sebuah perumpamaan dalam Lukas 10:25-37, tentang orang Samaria yang murah hati. Dalam perumpamaan itu kita bisa belajar mengasihi sesama seperti orang Samaria mengasihi orang yang baru saja dirampok. Perumpamaan ini memberi kita beberapa hal, yaitu Imam gambaran rohaniwan di masa sekarang, jika tidak memiliki kasih bukanlah sesama manusia.
Keberhasilan seorang rohaniwan bukanlah banyaknya jemaat, jam doa atau kehebatan pelayanan tetapi ukurannya adalah bagaimana ia mengasihi sesama/jemaat. Orang Lewi/ anak
TUHAN/orang Kristen yang tidak punya kasih juga bukan sesama manusia.
TUHAN YESUS hanya mengenal orang-orang yang punya kasih dan menunjukkan kasih kepada sesama sebagai jemaat-NYA. Orang Samaria ini adalah sesama manusia bagi orang yang baru saja dirampok. Orang Samaria ini telah menunjukkan kasihnya dengan cara mengasihi sesama seperti dirinya sendiri.
Mari kita teladani kasih dari orang Samaria ini, yaitu :
• Mengasihi musuh.
Orang Samaria sudah lama bermusuhan/tidak bergaul dengan orang Yahudi. Yohanes 4 : 9 — “ Maka kata perempuan Samaria itu kepada-NYA : “Masakan ENGKAU, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)”
Meskipun bermusuhan, orang Samaria ini mau menolong orang Yahudi yang baru dirampok. TUHAN YESUS menekankan kita untuk mengasihi sesama. Mereka bukanlah orang yang mengasihi atau kita kasihi, bukan orang yang berlaku ramah kepada kita, tetapi sesama kita adalah mereka yang bermusuhan dengan kita, mereka yang mungkin tidak cocok dengan kita.
Matius 5 : 43 – 44 — “ Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan
bencilah musuhmu. Tetapi AKU berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
• Tidak kita kenal (orang yang tidak punya kepentingan dengan kita.
Kasih kita terbatas untuk orang-orang yang dekat dan kita kasihi padahal TUHAN banyak kali menguji kasih kita dengan cara mempertemukan kita dengan orang yang tidak kita kenal/tidak punya kepentingan dengan kita.
Matius 25:35c. Abraham memiliki kebiasaan yang baik, yaitu mengasihi dan memberi tumpangan (Ibrani 13:2; Kejadian 18:1-8)
Sudahkah kita mengasihi sesama kita ?Tepatnya orang yang tidak kita kenal/tidak punya kepentingan dengan kita ? Sudahkah kita menunjukkan kasih dan berlaku sopan kepada tetangga kita ?Sudahkah kita berlaku ramah terhadap jemaat baru ?
• Membutuhkan bantuan kita.
Fakta saat kita memberi bantuan: kita lebih senang membantu orang yang kita butuhkan, orang yang kita hargai dan hormati. TUHAN YESUS mengajak kita untuk fokus memberikan bantuan kepada sesama kita, mereka yang membutuhkan bantuan kita. Kasihi mereka, bantulah mereka sampai orang yang kita bantu tidak bisa membalas bantuan kita.
Yakobus 2 : 2 – 4 — ” Sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: “Silakan tuan duduk di tempat yang baik ini!”, sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: “Berdirilah di sana!” atau: “Duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!”, bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim
dengan pikiran yang jahat?”
Mari kita melakukan kasih tanpa memandang muka. Kasihilah musuh, kasihilah orang yang tidak kita kenal/tidak berkepentingan dengan kita, dan kasihilah mereka yang
membutuhkan bantuan kita. Matius 25:40,45
Hiduplah Di Dalam Kasih
1 Yohanes 4 : 15 – 16 — “ Barangsiapa mengaku, bahwa YESUS adalah ANAK ALLAH, ALLAH tetap berada di dalam dia dan dia di dalam ALLAH. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih ALLAH kepada kita. ALLAH adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam ALLAH dan ALLAH di dalam dia.”
Ketika kita mengaku dan percaya bahwa YESUS KRISTUS adalah ANAK ALLAH maka kita
menjadi anak-anak ALLAH, ALLAH tinggal di dalam kita dan kita di dalam DIA. ALLAH adalah kasih, berarti kita ada di dalam kasih dan kasih itu ada di dalam kita. Percayalah bahwa kasih itu sudah TUHAN tempatkan dalam kita tetapi bukan hanya ada di dalam kita, namun kasih itu harus mengalir keluar, artinya kita harus hidup di dalam kasih.
Bagaimana ciri orang yang hidup di dalam kasih ?
Ada tiga ciri orang yang hidup dalam kasih :
1. Kasih itu Mengampuni
“Karena begitu besar kasih ALLAH akan dunia ini, sehingga IA telah mengaruniakan ANAK-NYA yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-NYA tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” – Yohanes 3: 16
Pengampunan itu adalah ciri khas anak TUHAN, mengapa ? Karena untuk kita menjadi anak TUHAN yang pertama-tama kita alami adalah pengampunan. Nah, jika kita telah mendapat pengampunan maka kita harus belajar mengampuni sebagaimana TUHAN mengampuni kita.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila
yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti TUHAN telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian – Kolose 3 : 13 — “
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti TUHAN telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
Pengampunan itu amat sangat penting terutama dalam kehidupan keluarga. Jika tidak bisa mengampuni, berkat TUHAN akan tersendat. Sebab itu lepaskan pengampunan sebagaimana TUHAN telah mengampuni kita. Yusuf adalah teladan yang baik tentang pengampunan. Ketika tiba kesempatan untuk dia membalas dendam, dia justru mengampuni dan mengasihi saudara-saudaranya. Ia seorang yang mempraktekkan Firman TUHAN. Orang yang bisa mengampuni
sesamanya akan menerima kasih dan pengampunan dari TUHAN.
2. Kasih itu Membebat
“Karena DIA-lah yang melukai, tetapi juga yang membebat; DIA yang memukuli, tetapi yang tangan-NYA menyembuhkan pula” Ayub 5:18
“Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab DIA-lah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita” Hosea 6:1<br /><br />Inilah keajaiban kasih ALLAH, TUHAN mampu membebat hati yang luka. Banyak anak TUHAN karena terluka hatinya, menjadi kecewa, undur dan tinggalkan TUHAN. Memang manusia bisa mengecewakan kita tetapi jika kita mau datang kepada TUHAN dan TUHAN
dapat membebat hati yang luka. TUHAN tahu bagaimana menghibur dan
menyembuhkan luka–luka kita.
Paulus berkata, di tubuhnya ada bekas-bekas luka KRISTUS (Galatia 6:17). Artinya Paulus juga mengalami dilukai tetapi TUHAN sudah menyembuhkan lukanya dan hal itu justru menjadi satu kebanggaan baginya. Dalam Lukas 10:25-37, Orang Samaria. Ia mau peduli, lalu membebat dan merawat orang yang terluka ini. Orang Samaria ini gambaran YESUS KRISTUS. TUHAN YESUS sangat mengasihi kita, sehingga TUHAN YESUS mau menyerahkan nyawa-NYA. Mari kita juga memperhatikan orang-orang yang terluka di sekitar kita.
3. Kasih itu Mengangkat/Menopang
Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum KRISTUS.” Galatia 6:2
“Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya – Pengkhotbah 4:9-10
Kasih itu “menopang” dan lawan dari itu ialah “menjatuhkan”. Perkataan kita bisa membuat orang bangkit bersemangat sebaliknya juga bisa membuat orang tambah down. Perkataan orang yang memiliki kasih itu positif. Sebab itu mari kita mohon kepada TUHAN supaya perkataan kita dipakai TUHAN untuk membangun orang lain. Seperti Paulus berkata hendaklah perkataanmu jangan hambar, selalu digarami (garam: kasih). Di surat I Korintus Paulus marah dan menegur sidang jemaat Korintus tetapi di surat II Korintus ia menghibur mereka. Sebab itu biarlah perkataan kita selalu dapat menjadi berkat bagi orang lain.
Kasih itu mengampuni, kasih itu membebat dan kasih itu mengangkat. Mari kasih yang ada di dalam kita mau kita nyatakan dengan perbuatan dan kita mau senantiasa hidup di dalam kasih. “Sebab itu jadilah penurut-penurut ALLAH, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana KRISTUS YESUS juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-NYA untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi ALLAH” Efesus 5:1-2
Salam HEBAT dari Timor Barat Indonesia…!