Salam “The Best”, Sahabat HEBAT, RENUNGAN kita kali ini berkaitan dengan Program Pembacaan Alkitab khususnya Kitab Perjanjian Lama untuk Tahun ini. Sekarang ini kita sudah memasuki Kitab KELUARAN. Pasal 1 Kitab Keluaran ini menceritakan tentang 2 (dua) tokoh perempuan yang adalah “ORANG BIASA YANG MELAKUKAN PERKARA YANG LUAR BIASA. Dua perempuan ini bernama Sifra dan Pua.
Sifra dan Pua adalah bidan di tanah Mesir (ay. 15) yang membantu persalinan wanita-wanita Israel pada zaman perbudakan saat itu. Tidak diketahui dari bangsa manakah mereka berasal, entah Mesir atau Israel atau mungkin suku bangsa yang lain, yang pasti mereka berdua adalah tenaga kesehatan pada zaman itu. Kedua bidan ini memiliki keistimewaan yang menjadikan mereka diberkati Allah, sehingga dapat kita contohi dalam hidup kita. Apa yang dapat kita pelajari dari kedua bidan ini?
- Memiliki sikap takut akan Allah
Firaun memiliki masalah tersendiri dalam pemerintahannya saat itu, yaitu berkembangnya bangsa Israel dengan pesat, sehingga mereka menjadi bangsa yang besar. Firaun takut mereka menjadi banyak dan berbalik memberontak terhadap Kerajaan Mesir, sehingga Firaun mengeluarkan perintah untuk melakukan genosida terhadap setiap bayi laki-laki yang lahir dari bangsa Israel. Sifra dan Pua sebagai bidan yang membantu persalinan para wanita Israel diperintahkan untuk membunuh tiap bayi laki-laki yang lahir (ay.15-16). Ini bertujuan untuk menekan jumlah laki-laki di kalangan bangsa Israel, sehingga kesempatan untuk memberontak dapat diatasi sejak dini. Perintah raja merupakan hal yang mutlak dilakukan dan berpotensi menerima hukuman jika tidak dilaksanakan. Namun dalam pembacaan kita kali ini, kita melihat bahwa Sifra dan Pua tidak melakukan apa yang diperintahkan raja oleh karena mereka takut akan Allah (ay.17). Allah dan segala perintah-Nya menjadi fokus dari kehidupan kedua bidan ini, sehingga mereka lebih memilih untuk melanggar titah raja, walau kemungkinan ada peluang untuk dihukum karena membangkang.
Dalam hidup kita, apakah sikap takut akan Allah selalu menjadi fokus kita? Ataukah kita lebih memilih untuk takut kepada manusia daripada takut akan Allah? Allah menuntut sikap takut dan taat kepada-Nya tanpa berkompromi terhadap apapun. Jika kita selalu fokus terhadap Allah dan segala titah-Nya, maka kita akan selalu taat kepada-Nya, apapun resikonya. Dan Alkitab mengatakan, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan.
Pengkhotbah 8:12 Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya.
- Profesionalitas dalam bekerja
Kita belajar dari Sifra dan Pua, bahwa dalam melaksanakan segala pekerjaan dan pelayanan kita, kita harus menjunjung tinggi profesionalitas. Profesionalitas dalam bekerja bukan hanya menyangkut hasil kerja yang baik, inovasi dalam bekerja, ketepatan waktu dsb. Profesionalitas dalam bekerja juga ditunjukkan dalam dengan bersikap jujur dalam bekerja serta menjunjung tinggi kebenaran (yang sesuai kehendak Tuhan) walau berada dalam tekanan. Sebagai bidan, Sifra dan Pua adalah orang yang bertugas untuk menyelamatkan ibu dan anak dalam proses persalinan, dalam hal ini mereka berdua bertugas utuk menghadirkan satu jiwa baru di bumi (si bayi) serta menjaga supaya jiwa yang sudah ada dapat tetap hidup (si ibu). Jika mereka dengan sengaja membuat nyawa bayi itu hilang, maka mereka sudah melanggar profesionalitas sebagai tenaga kesehatan dan melanggar perintah Tuhan.
Profesionalitas dalam bekerja dapat dilanggar, paling tidak oleh karena dua hal, yaitu karena tekanan dari pihak tertentu dan juga karena adanya kesempatan untuk berbuat curang. Sifra dan Pua dihadapkan pada tekanan dari pihak tertentu (Firaun) yang berkuasa atas mereka, namun mereka tetap profesional, baik di hadapan manusia maupun di hadapan Tuhan. Kita juga bisa belajar dari Yusuf yang dihadapkan pada kesempatan untuk berbuat curang saat dia dirayu oleh istri Potifar untuk bercinta, namun dia tetap profesional sebagai seorang bawahan. Mengapa mereka bisa seperti itu? Kembali pada poin satu : sikap takut akan Tuhan menjadi fokus dalam tiap aspek hidup mereka. Selain itu, segala pekerjaan, segala pelayanan, segala profesionalitas harus dilakukan dengan segenap hati hanya untuk Tuhan karena dalam setiap pekerjaan dan pelayanan kita, Tuhanlah yang menjadi Tuan kita.
Kolose 3:23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Kolose 3:24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.
Salam The Best…!
amin, TYM
Terimakasih