Syalom, Salam “The Great”, senang dan berbahagia Tuhan Yesus Tuhan Semesta Alam telah membawa kita memasuki Tahun 2023. Tahun ini adalah Tahun dengan Thema “The Great” (D’ Great). seperti kita tahu bahwa pada Tahun 2020 Thema kita adalah Tahun “Terobosan”, Tahun 2021 Thema Kita adalah Tahun “HEBAT” dan Thema Tahun 2022 adalah Tahun “The Best” (D’Best).
Thema “The Great” (D’Great) adalah akronim dari 5 nilai yang akan kita laksanakan bersama sebagai jemaat. Kelima nilai tersebut adalah :
- The = D = Decipleship = Pemuridan
- GReat = Grow = Bertumbuh
- E = Example = Teladan
- A = Aletehia = Kebenaran
- T = Trustworthy = Dapat dipercaya = Integritas
Pemuridan Bertumbuh, Teladan, Kebenaran dan Integritas adalah kata-kata dan nilai yang sudah tidak asing bagi kita. Kita berdoa sehingga sepanjang 2023 ini Tuhan berkati kita sehingga kita bisa menghidupi nalai-nilai ini.
Sobat “The Great”, pada renungan kita kali ini saya beri judul “Bertumbuh sesuai proses“. saya mendasarinya pada Kitab Lukas 2:40-52, khususnya mengambil dasar pada ayat 40, 41dan 42 yang bersaksi :
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
Bagian ini ada bagian yang sangat unik, tidak tercatat di bagian Injil yang lain, yaitu mengenai Kristus waktu Dia berusia 12 tahun. Dan bagian ini mencatat satu hal yang sangat penting yaitu bagaimana Yesus Kristus Sang Tuhan ketika Dia menjadi anak manusia, Dia mengikuti seluruh proses yang manusia harus jalani. Yesus Kristus hidup dengan cara yang sama ketika kita hidup. Tuhan mengambil pertumbuhan normal sesuai prosesnya untuk menyelamatkan manusia. Tuhan pecipta dan pemilik alam semesta justru tidak mengambil tindakan instan menggunakan kemahakuasaanNYa tetapi Tuhan memilih bertumbuh sesuai proses. ini adalah sebuah pengosongan diri.
Sobat “The Great” Kita sangat senang kalau segala proses itu dipendekkan saja. Pokoknya saya dengar sambil melakukan aktivitas yang lain, tidak ada lagi kesempatan untuk menunggu, tidak ada lagi mengatakan “momen ini harus saya pakai sebaik mungkin, karena setelah ini tidak ada lagi kesempatan saya bisa nikmati lagi”. Proses instan ternyata membunuh banyak hal yang begitu agung tetapi yang terjadi karena adanya proses yang panjang. Manusia perlu proses, Saudara tidak bisa instan, Saudara tidak bisa matang dengan proses instan. Tidak ada orang bisa memiliki kematangan hidup tanpa melewati proses hidup yang Tuhan tetapkan harus dialami oleh manusia. Tidak ada manusia menjadi dewasa tanpa ada pergumulan dengan lingkungan, dengan orang-orang sekitar dan dengan keadaan dunia seperti ini.
Sobat “The Great”, Tuhan menciptakan manusia dengan proses, Tuhan menghargai semua yang Tuhan tetapkan harus dijalani oleh manusia. Sebab Tuhan sendiri waktu menjadi manusia juga lakukan yang ditetapkan pada manusia lain. Tuhan mengatakan manusia harus bertumbuh, waktu Dia menjadi manusia, Dia pun bertumbuh. Tuhan mengatakan manusia mesti mengalami proses pembentukan yang Tuhan percayakan dalam lingkungannya, waktu Yesus menjadi manusia Dia pun mengalami proses pembentukan yang Tuhan percayakan di dalam lingkunganNya. Jadi semua yang Tuhan nyatakan harus dikerjakan oleh manusia, ini hal yang sangat penting. Maka mari kita belajar waktu Tuhan percayakan proses apa pun, kita menjalaninya dengan mengatakan “ini keharusan, aku tidak boleh mau loncat, mau langsung selesai, mau langsung beres”. Sekarang kita lebih suka langsung instan, kalau perlu tidak melihat prosesnya. Saudara mau baca novel detektif pun langsung baca bab di mana penjahatnya ketemu, karena tidak mau tahu proses. Tidak ada orang boleh loncat langsung dapat tempat yang memuluskan kita tanpa harus melalui proses apa pun. Maka Kristus melakukan hal yang sama. Dalam ayat 40 “Anak itu menjadi besar dan kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada kepadaNya”. Lalu ayat 41 dan seterusnya dikatakan bahwa Yesus berproses dan bertumbuh di dalam lingkungan yang takut akan Tuhan.
Sobat “The Great”, Inilah poin yang harus kita pelajari selanjutnya, selain Kristus harus mengalami proses, ayat 41 menjelaskan lingkungan tempat dia berproses adalah lingkungan yang takut akan Tuhan. Tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Bait Suci, tiap tahun mereka mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Taurat. Tiap hari mereka menjalankan apa yang Tuhan tuntut. Waktu Yesus lahir, pada hari ke delapan diserahkan untuk disunat. Ketika Maria sudah bersih dari semua hal yang membuat dia cemar karena melahirkan, Maria membawa Yesus kemudian membawa korban untuk penebusan anak sulung. Ini adalah orang tua yang tahu bagaimana menciptakan lingkungan yang takut akan Tuhan di dalam keluarga ini. Tuhan Yesus tidak ditempatkan di keluarga yang kaya, tidak ditempatkan di keluarga yang pintar, tidak ditempatkan di keluarga yang punya kedudukan tinggi di masyarakat, tapi Dia ditempatkan di tengah-tengah keluarga yang takut akan Tuhan.
Itu sebabnya punya keluarga yang takut akan Tuhan jauh lebih penting dari pada keluarga yang punya banyak uang. Punya keluarga yang takut akan Tuhan jauh lebih besar berkatnya dari pada keluarga yang punya nama besar di masyarakat. Yesus tidak ditaruh di dalam kelaurga imam besar, tidak ditaruh di dalam keluarga kerajaan Herodes, tidak ditaruh di dalam keluarga kerajaan Daud yang sudah dipulihkan, tetapi diletakan di dalam keluarga yang takut akan Tuhan. Keluarga ini senantiasa datang, keluarga ini tidak hanya takut akan Tuhan, keluarga ini menikmati relasi dengan umat Tuhan lainnya. Karena waktu mereka ada di Betlehem maupun di Nazaret, setiap pergi ke Bait Suci di Yerusalem mereka melakukannya di dalam kelompok yang besar, di mana mereka berpergian bersama-sama. Ini kita ketahui dalam ayat yang kita baca, dalam ayat 44 dikatakan mereka pergi dengan orang-orang seperjalanan yang banyak. Dan ini adalah orang-orang yang sudah sangat akrab dan karena itulah waktu Yesus tidak ada, Maria dan Yusuf tidak sadar Yesus hilang. Maria dan Yusuf tidak tahu Yesus masih di Bait Suci karena mereka pikir pasti Yesus sedang bermain atau berada di keluarga lain yang bersama-sama dengan mereka. Ini adalah keluarga yang menikmati relasi dalam umat Tuhan. Relasi yang paling indah, paling bagus adalah relasi antara umat Tuhan. Jangan pikir bisa akrab dengan orang lain yang tidak cinta Tuhan. Hanya ketika kita berada di tengah-tengah kelompok yang mengasihi Tuhan, di situlah kelimpahan relasi yang sempurna. Itu sebabnya saya berharap ketika Saudara bergereja di tempat ini, jangan hanya dengar khotbah langsung pulang, tidak mau dikenal siapa pun. Saudara mesti belajar berelasi dengan sesama umat Tuhan. Mesti punya persekutuan, mesti mengenal satu dengan yang lain. Relasi dengan keluarga baik, relasi dengan teman kantor baik, tapi relasi dengan sesama orang yang mengasihi Tuhan harus lebih baik lagi. Karena ini adalah inti dari relasi yang sesungguhnya.
Sobat “The Great”, ini adalah 3 hal yang berhubungan dengan TELADAN Tuhan Yesus tentang BERTUMBUH yang dapat saya simpulkan adalah Bertumbuhlah sesuai proses Tuhan jangan kejar yang instan, Bangunlah Keluarga yang Takut Akan Tuhan dan Bangunlah relasi sesama jemaat Tuhan, Amin
Salam “The Great”