Syalom Sahabat GMS SO’E NTT, saat ini kita sudah masuk pada Tahun Baru 2024. Sesuai Visi yang disampaikan oleh Gembala kita Pendeta Efraim Dethan bahwa kita akan masuk Pada Visi Jangka Menengah selama 3 (tiga) Tahun yang disebut dengan: MASTERY, yang mana adalah singkatan dari MENJADI SEPERTI YESUS. MASTERY ini diawali dengan Thema: ALKITAB atau ALAMI KRISTUS BERSAMA.
Sahabat Mastery, kita melanjutkan renungan berdasarkan Program HAMBA yang sudah berada pada Kitab Ulangan Pasal 1.
Pada delapan ayat pertama dari kitab Ulangan ini kita dapat melihat catatan pembuka mengenai kisah perjalanan keluarnya orang Israel dari Mesir menuju tanah perjanjian. Terdapat beberapa momen penting yang secara sengaja disebutkan pada delapan ayat pertama ini sebagai pengingat tentang peranan TUHAN yang berperang dan membela bangsa Israel di tengah bangsa-bangsa lain yang jauh lebih mapan maupun kuat secara finansial, perekonomian dan militer. Kemudian, secara cukup lugas dikatakan bahwa Musa mengeluarkan sebuah pernyataan dari TUHAN pada tahun keempat puluh dari seluruh rangkaian pengembaraan bangsa Israel.
Tentu saja empat puluh tahun menjadi waktu yang lama untuk dijalani, bahkan untuk melakukan sebuah perjalanan dari tanah Mesir menuju wilayah Kanaan. Namun, hal ini bukanlah tanpa makna melainkan menjadi sebuah proses pembentukan dari TUHAN bagi bangsa Israel. Bahkan, di dalam perikop ini pula kita melihat TUHAN kembali berfirman kepada orang Israel untuk kembali melanjutkan proses dengan berkata, “Telah cukup lama kamu tinggal di gunung ini. Majulah, berangkatah, pergilah…” Firman TUHAN ini pun menjadi sebuah seruan untuk tidak berdiam diri dan segera melanjutkan proses demi tercapainya sebuah janji berkat yang sudah TUHAN sediakan.
Sahabat MASTERY, salah satu jebakan dalam beriman adalah ketika kita berubah menjadi pasif dalam menjalani kehidupan ini dan menuntut TUHAN untuk menyelesaikan segala sesuatu yang tidak mau kita selesaikan. Tentu saja ini menjadi sebuah perilaku beriman yang keliru dan kurang bertanggungjawab. Padahal, berdasarkan perikop Ulangan 1:1-8 ini misalnya, kita dapat melihat bagaimana TUHAN menginginkan orang Israel untuk terus melanjutkan proses. Janji pemberian tanah tinggal bagi orang Israel sudah disediakan oleh TUHAN, namun itu semuanya akan tetap menjadi sekadar janji jika mereka tidak mau berproses untuk mengerjakannya. Inilah mengapa, menjalani hidup beriman kepada TUHAN berarti kita bersedia untuk menjalani segala proses pembentukan yang juga sudah TUHAN sediakan. Jadi, apakah anda bersedia menajalaninya?
Baca juga :Janji TUHAN teruji
Sahabat MASTERY, selanjutnya dalam pasal 1 Tuhan meneguhkan Umat Tuhan melalui Musa tentang penyertaan Tuhan dalam kehidupan iman yang bertanggung jawab seperti yang dicatat Ulangan 1:29-30 (TB)
“Ketika itu aku berkata kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah takut kepada mereka; TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu”
Musa sadar bahwa umat Tuhan perlu diingatkan bahwa Allah ingin menjadi harapan mereka. Ketika kita masuk ke dalam peperangan hidup, Tuhan senantiasa menyertai kita. “Sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu.” Ia ada tidak saja untuk menghibur kita, tetapi juga untuk berperang bagi kita: “Untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu.” Tuhan dapat berperang bagi umat-Nya dalam berbagai macam cara. Ia dapat mengubah hati orang-orang yang melawan kita. Ia dapat menggagalkan rencana musuh. Ia dapat menjebak mereka di dalam rencana jahat mereka sendiri. Ia dapat membuat musuh saling menyerang di antara mereka sendiri. Ia dapat memberikan kemenangan kepada kita dengan cara apa pun yang Ia inginkan.
Sahabat MASTERY, Musa menegaskan bahwa Tuhan layak dipercaya. Musa mendorong bangsa Israel untuk terus maju dalam iman agar mereka dapat menikmati warisan mereka. Namun, umat Allah menuntut untuk mengetahui secara terperinci apa yang akan mereka hadapi dan apa yang akan mereka terima sebelum mereka mau mempercayakan masa depan mereka kepada Allah.
Murid Kristus memang tidak kebal terhadap ketakutan atau kecemasan. Namun, kekhawatiran akan kesulitan yang belum tentu kita alami dapat membuat kita tidak lagi mengandalkan iman, bahkan merusak hubungan kita dengan Allah dan sesama. Akan tetapi Roh Kudus dapat menolong kita untuk mengingat-ingat kesetiaan Tuhan di masa lalu. Roh Kudus dapat meyakinkan kita bahwa Allah layak dipercaya di masa lalu, di masa kini, dan untuk selamanya. Karena itu, janganlah gemetar dan takut sebab TUHAN beserta kita. Amin
Salam Mastery, Tuhan Yesus Berkati kita.